Tuesday, August 2, 2022

Elevasi (2)

 


Yang mau baca bagian pertama disini.

Misal, kita rencanakan tinggi lantai 60cm dari permukaan jalan, maka level utama (0.00) rumah diukur 60cm lebih tinggi dari permukaan jalan. Level utama (level nol) biasanya adalah teras rumah, ruang tamu, atau ruang keluarga.

Level dari ruangan-ruangan lainnya bisa kita tentukan sendiri. Tanda minus (-) berarti dibuat lebih rendah dari level utama, sedangkan tanda tambah (+) berarti dibuat lebih tinggi dari level utama.

Misal, kamar tidur. Bisa dibuat sama dengan level utama atau ditambahkan 5cm (+0.05).

Ruangan dapur dan ruang makan bisa dibuat sama dengan level utama atau dikurangkan 2-5cm (-0.02 s/d -0.05).

Khusus beranda kamar, kamar mandi, atau area lain yang ada kemungkinan terkena air secara langsung, sebaiknya memang dibuat lebih rendah dari level utama supaya area tersebut tidak ditemukan genangan air (air mengalir ke saluran pembuangan air). Rencana bisa dibuat 2-5 cm (-0.02 s/d -0.05).

  1. Jika perbedaan level kurang dari 500mm, pertimbangkan penggunaan tangga yang bisa dibuat dari pasangan batu bata atau beli tangga portable saja.

    • Kalau memang akan ada banyak aktivitas naik turun yang cukup berat dan rutin melalui tangga ini, maka sangat disarankan dibuat dari pasangan batu bata.
    • Kalau hanya sekadar aktivitas naik turun tangga biasa yang dilewati perorangan, ya beli tangga portable. Karena memang diperuntukkan sebagai tangga utama, sebaiknya cari yang ukuran lebar tangganya lebih 900mm. Tetap pada asumsi ada aktivitas naik turun yang berat melalui tangga ini.

  2. Jika perbedaan level diantara 500mm-2500mm, bisa beli tangga portable atau sekalian buat tangga dengan tulang kolom. Kalau mau terlihat tetap estetis dan tangga tidak mengambil banyak tempat, ada pilihan menarik dengan menggunakan tangga lipat dinding. Tapi ya kembali lagi, soal dana dan keamanan juga, mendingan buat tangga dengan tulang kolom sekalian. Pasti lebih lebih aman sebagai tangga utama. 

  3. Jika perbedaan sudah lebih dari 2500mm, memang harus menggunakan tangga dengan tulang kolom supaya aman.  


Kembali ke persoalan elevasi lantai 2.
Untuk menentukan elevasi lantai 2, harus diketahui terlebih dulu ketinggian plafon dari bangunan rumah, jadi bisa didapat ketinggian plafon lantai 1 yang ideal.
Sebagai tambahan, tinggi plafon bangunan rumah tinggal (1 lantai) di Indonesia biasanya 2500mm - 3200mm, tapi ya semua tergantung rencana si pemilik rumah. Bahkan ada yang membuat tinggi plafon rumahnya lebih dari 7000 mm.

Setelah mengetahui ketinggian plafon lantai 1 ditambah dengan rencana tebal plat lantai (anggap 120mm), maka baru dapat ditentukan elevasi lantai 2. Kemudian, rencanakan desain tangga dengan teliti supaya bisa ditentukan level lantai 2. Perhitungkan jumlah anak tangga supaya bisa sampai ke lantai 2, perhitungkan ukuran optrade (tinggi anak tangga) dan antrade (pijakan kaki anak tangga), karena jika salah dalam perhitungan dan pengerjaan di lapangan, ya tentunya harus bongkar ulang.
Jika akan membangun lantai lebih dari 1, yang penting desain tangganya harus mencapai ketinggian lantai berikutnya.

Tapi jika drafter sudah mengerjakan kemauan desain dan perhitungan yang sudah diperiksa dan disahkan oleh tim teknis (dan/atau si pemilik rumah tinggal), berarti tukang atau kontraktor tidak perlu lagi mengira ketinggian plafon lantai 1 dan lantai 2 karena sudah diketahui. Berarti pengawas lapangan (dan/atau si pemilik rumah tinggal) cukup mengawasi progress fisik di lapangan.


No comments:

Post a Comment

Could not Determine SDK root

  Seperti yang kita ketahui untuk membuat aplikasi Android, sangat direkomendasikan menggunkan Android Studio . Namun, ada beberapa kendala ...