Tuesday, July 26, 2022

RAM di Komputer Saya Tidak Terdeteksi, Kok Bisa?? (1)

 


 

Ini baru saja terjadi pada saya kemarin, dan setelah saya pikir-pikir, baik untuk membagikan pengalaman ini pada publik. Iya, sesuai judul, RAM di komputer saya tidak terdeteksi.

Saya memang punya hobi membongkar mesin, dari PC, notebook, laptop, hingga DVD Player. Dari dulu saya memiliki ketertarikan untuk menjadi pahlawan bagi mesin-mesin yang 'sedang sakit' ini. Mungkin juga karena begitu senang melihat cara kerja obeng, dengan begitu banyak tipe kepalanya membuat saya 'gatel' ingin mencoba semuanya ke perangkat-perangkat itu. Namun, kejadian kemarin benar-benar membuat saya mikir,

"Lah, pantes selama ini ngerjain Android Studio plus emulator, lemot banget...Kok aku baru ngeh...."

Jadi, saya punya notebook dengan brand ASUS dengan tipe model X550Z. Tahun 2015 lalu, saya baca-baca di artikel orang, ini tipe notebook yang sudah cukup mantap pada jamannya itu. Harga sekian, sudah dapat AMD A10, free DOS (artinya saya bebas milih mau pake OS Windows atau kernel Linux atau malah keduanya), kemudian karena memori penyimpanannya 1 Terabyte yang bisa dikatakan cukup WOOOOW pada masa itu, dan cukup sering jadi objek oprekan orang. Sampai sekarang, saya masih cinta sama perangkat ini dan masih aktif saya pakai.

Kerjaan pertama saya ternyata membutuhkan saya harus rajin mengakses Google Document secara daring. Perangkat pertama saya ternyata tidak cukup kuat untuk mengakses Google Document sehingga itulah yang membuat saya membuat keputusan untuk membeli notebook baru. Cari-cari mana yang sesuai isi dompet dan spek masih sepadan, jatuhlah pilihan pada produk ini.

Tahun berganti tahun, jelas makin banyak perangkat dengan spek yang lebih mantap, lebih jago, tapi saya tidak iri karena saya merasa toh notebook ini masih bisa membantu saya menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan saya. Toh kehidupan saya hanya berkaitan dengan produk Microsoft Office standar, produk Autodesk AutoCAD, Winamp, VLC Player, beberapa permainan mini dari BigFish, dan dua produk Adobe yaitu PhotoShop dan Illustrator saja. Ternyata ya lama-lama 'ngaruh' juga ya, jadi makin lemot. Mungkin ya karena semakin menua, performa jadi menurun.

Jadi, baca artikel sana-sini dan bermodalkan komitmen mempertahankan cinta terhadap notebook ini- yang bahkan sebenarnya baterainya sudah dol dan tidak terdeteksi oleh motherboard lagi- saya inisiatif untuk upgrade RAM. Begonya pada masa itu, saya belum tahu aplikasi bernama CPU-Z. Saya memang melihat pemasangan RAMnya ke notebook saya ini, tapi ya itu, ya karena saya pikir, "Okay, sudah tambah RAM, mari kita lanjut bekerja.."

Beberapa minggu setelah itu, sebenarnya saya sudah merasa kok tidak ada perubahan yang signifikan ya. "Sudah tambah RAM, kok masih lemot?", pikir saya. Pada masa itu, saya sudah menggunakan aplikasi CPU-Z yang ternyata memudahkan saya untuk mengecek spek bawaan dari notebook ini, dan memang RAM tambahan itu terbaca oleh CPU-Z namun performa ya masih lemot-lemot disitu saja.

Seharusnya RAM sebesar 12GB sudah mampu menopang semua softwares ini ketika mau dipakai. Merek yang dibeli pun bukan merek yang ecek-ecek melainkan produk Samsung yang katanya paling kompatibel masuk ke semua jenis laptop/notebook.

Ternyata oh ternyata.....(bagian dua)

 

No comments:

Post a Comment

Could not Determine SDK root

  Seperti yang kita ketahui untuk membuat aplikasi Android, sangat direkomendasikan menggunkan Android Studio . Namun, ada beberapa kendala ...